Pages

Senin, 16 Januari 2012

penanganan QC perusahaan


             QUALITY CONTROL

I.           Definisi

Adalah bagian dalam suatu perusahaan yang bertugas untuk mengawasi kualitas dari suatu bahan atau produk dengan melalui berbagai analisa baik kimia maupun fisika, yang dapat menjamin bahwa bahan atau produk tersebut layak untuk dipakai  sebagai bahan tambahan pangan,juga untuk pengontrol terhadap penyimpangan-penyimpangan baik ketika penerimaan Raw Material (RM), proses produksi sampai menjadi produk akhir atau  Finished Good (FG) yang siap untuk dikemas.

       
II.    Fungsi

1.   Mengetahui layak tidaknya bahan untuk digunakan  pada proses berikutnya.
2.   Mengetahui apakah bahan atau produk itu sudah memenuhi standar baik kimia maupun fisika
3.   Mengetahui jika terjadi penyimpangan- penyimpangan dalam suatu  proses produksi
4.   Menentukan status suatu bahan atau produk apakah diterima/ ditolak

III.  Umum

A.               Pengambilan Contoh (Sampling)
Pengambilan contoh atau sampling merupakan bagian dari kegiatan suatu inspeksi untuk dapat mengurangi atau meminimalkan biaya namun dapat mewakili dari suatu kelompok uniform tertentu untuk diambil suatu keputusan.  Jika inspeksi dilakukan dengan 100 % cross check, selain mahal juga dapat mengakibatkan kontaminasi dan menghambat proses produksi.
Sampling dalam inspeksi adalah proses pengambilan atau pemilihan kelompok produk/ kemasan/ unit contoh dari suatu lot, sehingga diperoleh keterangan mengenai penaksiran keadaan  mutu suatu lot apakah dapat diterima atau ditolak.
Tujuan dari pengambilan contoh atau sampling adalah sebagai berikut:
a.     Untuk mendapatkan contoh yang mewakili tanding atau lot, baik yang berbentuk curah (padatan yang beerbentuk serbuk atau butiran), maupun terkemas (padatan atau cairan yang terkemas dalam kemasan kecil).
b.     Untuk mendapatkan data informasi yang  ingin diketahui berkaitan dengan:
-       Analisa sifat mutu di laboratorium
-       Inspeksi mutu produk
-       Penerimaan atau  transaksi barang
Dalam pengambilan contoh juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya resiko dalam pengambilan contoh, anatara lain:
a.   Lokasi pengambilan contoh
     Contoh: pabrik, distribusi, kendaraan dan pasar
b.   Pengambilan contoh harus mempunyai akses penuh kepada semua unit penyusun suatu lot yang akan diambil contohnya.
c.   Setiap unit dapat diidentifikasi
d.  Setiap unit harus berpeluang sama untuk terpilih sebagai contoh
e.Pengambilan contoh perlu berkoordinasi dengan pihak laboratorium pengujian mengenai hal-hal sebagai berikut:
- Kemampuan laboratorium (peralatan dan teknisi)
- Jumlah contoh yang harus diambil
- Frekuensi pengambilan contoh
                                     Adapun resiko dalam pengambilan contoh adalah sebagai berikut:
a.  Kontaminasi produk atau contoh yang dikarenakan :
- Cara membuka kemasan yang salah
- Cara mengambil contoh bagian produk yang salah
- Cara pengemasan yang salah
- Cara transportasi yang salah
b.     Penolakan terhadap batch produk yang bagus (resiko produsen)
c.    Melepaskan batch yang mungkin membahayakan kesehatan (resiko konsumen)
Resiko dalam pengambilan contoh dapat ditimbulkan dari beberapa kesalahan umum dalam penarikan contoh, anatara lain:
a. Contoh yang mudah diambil.
Ø  Orang tergoda mengambil contoh yang paling mudah dijangkau
b. Contoh yang sudah ditentukan lebih dahulu.
Ø  Pengambil contoh kenal baik dengan kondisi contoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar